Rabu, 31 Agustus 2016

SMS Bunda, Ikhtiar Negara Dorong Generasi Emas


Barangsiapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia. Begitulah  pernyataan dari futurolog Alfin Toffler yang bisa dijabarkan secara luas tentang pentingnya informasi, pengetahuan dan sebagainya untuk menggapai masa depan yang 
cerah bagi pribadi bahkan bangsa dan negara. 


Untuk mencetak generasi emas di Indonesia inilah, maka pemerintah atau negara harus  hadir dalam menyediakan berbagai layanan informasi kepada publik. Di tengah tingginya angka kematian ibu dan bayi, program SMS Bunda adalah salah satu bentuk kehadiran negara dalam mendorong kuantitas dan kualitas generasi emas sejak dalam kandungan hingga melahirkan. 

Program gratis yang diberikan negara secara gratis kepada para ibu hamil harus didorong dan dimeratakan hingga  pelosok desa. SMS Bunda adalah bentuk ikhtiar tepat menuju ibu hamil sehat dan bayi lahir selamat. Pendekatan peningkatan kualitas kesehatan 
berbasis teknologi informasi ini dinilai tepat di tengah perkembangan teknologi yang serba cepat dan pesat. Untuk mendorong inilah, kader kesehatan hingga tenaga kesehatan di desa harus masif dan benar-benar menjadi pendorong suksesnya program ini. 

Bidan sebagai ujung tombak gerakan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan ini diharapkan dapat mendorong kepada ibu hamil untuk bisa mendapatkan layanan informasi kesehatan dengan mendaftarkan nomor ponselnya dan mencantumkan Hari atau tanggal perkiraan lahir. Jika telah terdaftar maka selama kehamilan, SMSbunda akan mengirimkan informasi secara teratur seputar perawatan kesehatan ibu hamil dan bahkan pasca melahirkan sampai dengan satu bulan, ibu juga akan mendapatkan informasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir. 

Kehadiran negara lewat SMS Bunda diharapkan dapat diapreasiasi dan disambut baik oleh masyarakat. Bidan yang menjadi ujung tombak di masyarakat terbawah diharapkan semakin mempopulerkan program nirlaba ini untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Apalagi tujuan dari program ini antara lain untuk menurunkan 25 prosen angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Indonesia. Tingginya kematian ibu dan bayi di Indonesia yang terbilang cukup tinggi di Asia Tenggara diharapkan dapat menjadi perhatian semua pihak. 

SMS Bunda diharapkan menjadi bagian dari pengingat kepada ibu hamil atau pasca melahirkan untuk semakin hati-hati dan tanggap dengan kesehatannya dan bayinya. Keberadaan teknologi informasi komunikasi melalui ponsel biasa ataupun ponsel pintar yang saat ini tak bisa dilepaskan dari kehidupan para ibu adalah potensi yang tak bisa disia-siakan untuk hal-hal yang positif. 

Dengan jumlah pengguna ponsel aktif di Indonesia mencapai 281,9 juta dan 83,6 juta pengguna internet di tahun 2015 maka pendekatan teknologi dalam suatu program adalah sangat tepat. Apalagi seperti diketahui sesuai data Daily Social, 69,3% pengguna internet adalah generasi berumur mulai 20 sampai 39 tahun. Maka dengan kondsi ini, program SMS Bunda dapat menjadi pintu masuk pengetahuan yang lebih luas bagi kalangan ibu-ibu muda produktif. 

Dengan pemanfaatan positif teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan, SMS Bunda diharapkan dapat menjangkau ke seluruh wilayah pedesaan. Apalagi saat ini di wilayah terpencilpun sedang gencar diperluas dan dipermudah sarana telekomunikasi dengan program pita lebar Indonesia oleh pemerintah desa dan layanan operator telekomunikasi lainnya. 

Keberadaan SMS Bunda diharapkan dapat menjadi alternatif dan pelengkap informasi bagi ibu hamil yang tidak mungkin selalu terjangkau dan berkonsultasi dengan para bidan desa masing-masing.  Sekali lagi, dengan dicanangkanya Program SMS Bunda yang sedang berjalan setahun ini  diharapkan dapat dievaluasi kembali. Artinya berbagai kendala teknis hingga pencapaian target penekanan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus benar-benar diperhatikan di lapangan. Apalagi selain peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil dan melahirkan, keselamatan ibu hamil dan bayi yang baru lahir juga sangat tergantung oleh faktor lainya, termasuk kondisi geografis, transportasi hingga tanggapnya tenaga kesehatan di desa setempat. 

Ke depan, diharapkan selain program SMS Bunda, maka program lainnya untuk mendorong terbentuknya kader-kader Posyandu, PKK hingga ibu hamil yang semakin sadar akan kesehatan harus terus dilaksanakan. Pendekatan teknologi informasi dinilai akan semakin efektif karena hingga saat ini dan di masa mendatang, kehidupan manusia tidak akan dapat dilepaskan dari teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan positif diharapkan dapat mendorong terbentuknya generasi emas yang sehat dan berkualitas.


Purwokerto, Agustus 2016